Profil Desa Bumireso
Ketahui informasi secara rinci Desa Bumireso mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Bumireso di Kecamatan Wonosobo merupakan gerbang utama kabupaten sekaligus pusat transportasi dan industri. Sebagai lokasi Terminal Induk Mendolo dan pusat industri kayu, desa ini memiliki peran vital dalam menopang mobilitas dan perekonomian regiona
-
Pusat Transportasi Regional
Bumireso adalah rumah bagi Terminal Induk Tipe A Mendolo, terminal bus terbesar dan utama di Wonosobo yang menjadi simpul konektivitas antar-kota dan antar-provinsi.
-
Sentra Industri dan Pergudangan
Desa ini dikenal sebagai salah satu pusat industri pengolahan kayu dan memiliki banyak area pergudangan, menjadikannya kawasan ekonomi produktif yang penting bagi Wonosobo.
-
Gerbang Masuk Kabupaten
Berlokasi strategis di perbatasan timur ibukota, Bumireso berfungsi sebagai gerbang masuk utama menuju pusat kota Wonosobo dari arah Semarang dan Magelang, memberikan kesan pertama bagi para pendatang.
Desa Bumireso, sebuah wilayah yang membentang di sisi timur Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, memegang peranan yang sangat strategis sebagai gerbang utama dan pusat urat nadi transportasi bagi seluruh kabupaten. Jauh dari citra desa yang sunyi, Bumireso merupakan kawasan yang dinamis dan tidak pernah tidur, menjadi lokasi bagi Terminal Induk Tipe A Mendolo, pusat konektivitas darat terpenting di Wonosobo. Perannya sebagai pintu masuk dari jalur utama provinsi memberikan wajah pertama bagi siapa pun yang memasuki ibukota.Selain sebagai hub transportasi, Desa Bumireso juga dikenal sebagai salah satu kantong industri dan pergudangan yang vital. Aktivitas ekonomi yang berdenyut kencang, didorong oleh arus manusia dan barang yang konstan, menjadikan desa ini sebagai salah satu pilar penopang perekonomian regional. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk identitas unik Desa Bumireso, dari letak geografisnya yang krusial, perannya sebagai simpul transportasi, kekuatannya di sektor industri, hingga dinamika sosial masyarakatnya yang hidup di tengah pusaran mobilitas tinggi.
Geografi dan Posisi sebagai Gerbang Utama
Secara administratif, Desa Bumireso tercatat dalam sistem pemerintahan dengan Kode Kementerian Dalam Negeri 33.07.11.2005. Desa ini terletak di perbatasan sebelah timur wilayah Kecamatan Wonosobo, menjadikannya titik perlintasan pertama bagi arus lalu lintas dari arah Semarang, Temanggung dan Magelang. Lokasi ini secara de facto menjadikannya sebagai "beranda depan" atau gerbang selamat datang bagi Kabupaten Wonosobo.Luas wilayah Desa Bumireso yaitu sekitar 219 hektare atau 2,19 kilometer persegi. Sebagian besar lahan di wilayah ini telah berkembang menjadi area terbangun, mencakup infrastruktur transportasi, kawasan industri, pergudangan, area komersial di sepanjang jalan utama, serta pemukiman penduduk yang padat. Batas-batas wilayahnya sangat strategis. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Tlogojati. Di sisi timur, berbatasan langsung dengan Desa Selomerto (Kecamatan Selomerto), yang menegaskan posisinya sebagai wilayah perbatasan antar kecamatan. Sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kalierang (Kecamatan Selomerto), dan di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sambek.Topografi Desa Bumireso cenderung lebih landai dibandingkan dengan wilayah pusat kota Wonosobo yang lebih berbukit. Kondisi ini sangat ideal untuk pembangunan infrastruktur skala besar seperti terminal dan kawasan industri, yang membutuhkan lahan datar dan luas. Jalan Nasional yang membelah desa ini menjadi tulang punggung mobilitas yang menopang seluruh aktivitas ekonomi di dalamnya.
Pusat Transportasi Regional: Denyut Nadi Terminal Mendolo
Identitas utama yang melekat pada Desa Bumireso tidak lain ialah keberadaan Terminal Induk Tipe A Mendolo. Sebagai terminal utama di Kabupaten Wonosobo, Terminal Mendolo merupakan simpul transportasi darat yang melayani jutaan penumpang setiap tahunnya. Statusnya sebagai terminal Tipe A menunjukkan bahwa pengelolaannya berada di bawah kewenangan pemerintah pusat, melayani rute Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP), serta angkutan perkotaan dan perdesaan.Keberadaan terminal ini mengubah wajah Desa Bumireso menjadi pusat aktivitas yang berdenyut selama 24 jam. Setiap hari, ratusan bus dari berbagai tujuan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya datang dan pergi, membawa penumpang serta paket barang. Terminal ini tidak hanya berfungsi sebagai titik transit, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi yang menciptakan ribuan peluang kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar.Di sekitar kompleks terminal, tumbuh subur berbagai kegiatan ekonomi pendukung. Ratusan agen tiket bus, warung makan, toko oleh-oleh, jasa ojek, dan berbagai layanan lainnya berjejer, siap melayani kebutuhan para penumpang dan awak bus. Aktivitas bongkar muat barang dan paket juga menjadikan kawasan ini sebagai hub logistik informal yang penting. Dengan demikian, Terminal Mendolo bukan sekadar infrastruktur, melainkan sebuah ekosistem ekonomi yang menghidupi sebagian besar warga Desa Bumireso dan sekitarnya.
Sentra Industri Pengolahan Kayu dan Pergudangan
Selain sebagai pusat transportasi, Desa Bumireso juga merupakan salah satu sentra industri dan pergudangan utama di Kabupaten Wonosobo. Potensi ini berkembang pesat didukung oleh aksesibilitas yang sangat baik dari Jalan Nasional, memudahkan proses distribusi bahan baku maupun produk jadi. Salah satu sektor industri yang paling menonjol di desa ini ialah industri pengolahan kayu.Banyak perusahaan pengolahan kayu, mulai dari skala menengah hingga besar, yang beroperasi di Bumireso. Mereka mengolah kayu dari berbagai jenis menjadi produk setengah jadi seperti papan, balok, hingga produk jadi seperti mebel dan komponen bangunan. Industri ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan dan berkontribusi pada produk domestik regional bruto (PDRB) kabupaten. Asap dari cerobong pengeringan kayu menjadi pemandangan yang lazim dan menjadi penanda kawasan industri di desa ini.Selain industri kayu, Bumireso juga menjadi lokasi favorit bagi banyak perusahaan untuk membangun gudang penyimpanan dan distribusi. Kedekatannya dengan terminal dan jalur utama menjadikan proses logistik lebih efisien. Keberadaan kawasan industri dan pergudangan ini memperkuat peran Bumireso sebagai pusat ekonomi produktif, bukan hanya sebagai pusat jasa dan mobilitas manusia.
Demografi dan Dinamika Sosial Masyarakat
Sebagai desa yang menjadi pusat kegiatan publik, Desa Bumireso memiliki populasi yang besar dan dinamis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Wonosobo dalam Angka 2023", jumlah penduduk Desa Bumireso tercatat sebanyak 7.243 jiwa. Populasi ini terdiri dari 3.664 penduduk laki-laki dan 3.579 penduduk perempuan.Dengan luas wilayah 2,19 kilometer persegi, maka kepadatan penduduk di Desa Bumireso mencapai sekitar 3.307 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan ini tergolong tinggi, mencerminkan pemukiman urban yang padat di sekitar pusat-pusat kegiatan ekonomi. Karakteristik masyarakatnya sangat heterogen, tidak hanya terdiri dari penduduk asli, tetapi juga banyak pendatang yang bekerja di sektor transportasi, industri, dan perdagangan.Dinamika sosial di Bumireso sangat dipengaruhi oleh ritme Terminal Mendolo. Kehidupan masyarakat seolah berputar mengikuti jadwal kedatangan dan keberangkatan bus. Tingginya mobilitas manusia membuat masyarakat lebih terbuka dan adaptif terhadap perubahan. Mata pencaharian penduduknya sangat beragam, didominasi oleh wiraswasta, pekerja industri, penyedia jasa transportasi, pedagang, dan karyawan. Kehidupan yang dinamis ini menjadikan Bumireso sebagai miniatur masyarakat urban yang terus bergerak.
Tantangan Pembangunan di Wilayah Gerbang Kota
Dengan peran strategis dan aktivitas yang sangat padat, Desa Bumireso menghadapi serangkaian tantangan pembangunan yang kompleks. Sebagai gerbang kota, penataan estetika dan kebersihan kawasan di sepanjang jalan utama menjadi sangat penting karena akan membentuk citra pertama Kabupaten Wonosobo di mata pengunjung. Pengelolaan sampah dan limbah, baik dari terminal, industri, maupun pemukiman, memerlukan sistem yang solid dan terintegrasi.Masalah lalu lintas menjadi tantangan harian. Keluar masuknya bus berukuran besar, aktivitas bongkar muat, serta tingginya volume kendaraan pribadi seringkali menimbulkan kepadatan di titik-titik tertentu. Diperlukan rekayasa lalu lintas dan penegakan aturan yang konsisten untuk menjaga kelancaran arus. Selain itu, tantangan sosial seperti keamanan dan ketertiban di lingkungan terminal yang ramai juga menjadi prioritas yang harus dikelola oleh aparat terkait bersama masyarakat.Namun di tengah tantangan tersebut, potensi pengembangan Bumireso masih sangat besar. Optimalisasi Terminal Mendolo dengan fasilitas yang lebih modern, penataan kawasan komersial di sekitarnya agar lebih tertib dan menarik, serta pengembangan zona industri yang lebih ramah lingkungan adalah beberapa arah pembangunan yang dapat ditempuh. Dengan pengelolaan yang visioner, Desa Bumireso dapat memperkuat perannya tidak hanya sebagai gerbang fisik, tetapi juga sebagai gerbang kemajuan ekonomi bagi Kabupaten Wonosobo.
Penutup
Desa Bumireso adalah wajah dinamis dari Kabupaten Wonosobo, sebuah wilayah yang perannya jauh melampaui batas-batas administratifnya. Sebagai lokasi Terminal Induk Mendolo, ia adalah jantung konektivitas yang memompa arus manusia dan barang, menghidupkan perekonomian di berbagai sektor. Diperkuat oleh denyut nadi industri dan pergudangan, Bumireso menegaskan posisinya sebagai pilar ekonomi produktif yang vital.Kehidupan di desa ini merupakan cerminan dari mobilitas, kerja keras, dan adaptasi. Ia adalah gerbang yang selalu terbuka, menyambut para pendatang sekaligus menjadi titik tolak bagi warganya untuk meraih peluang. Dengan segala potensi dan tantangannya, Desa Bumireso akan terus menjadi salah satu kawasan paling strategis dan menentukan bagi arah pembangunan Kabupaten Wonosobo di masa depan.
